Ojigi: Mengapa Orang Jepang Membungkukkan Badan Ketika Memberi Salam

  


 

 

Jika kebanyakan orang dari berbagai negara mengulurkan tangan ketika memberi salam, orang Jepang justru membungkukkan badan untuk memberi kesan sopan dan menghormati orang lain. Kira-kira ada filosofi apa ya di balik gerakan membungkukkan badan tersebut?

 

Sejarah Ojigi


Ojigi お辞儀atau membungkukkan badan merupakan salah satu etiket orang Jepang dalam menghormati orang lain. Tradisi ini dimulai sejak zaman Nara, dengan masuknya pengaruh Buddha dari negeri China. Menurut ajaran Buddha, orang yang statusnya lebih rendah harus meninggikan orang yang statusnya lebih tinggi dengan cara merendahkan diri. Sejak saat itu, dimulailah tradisi membungkukkan badan ketika sedang memberi salam.

Membungkukkan badan ini bisa dilakukan dengan cara berdiri ataupun duduk. Jika kamu melakukannya sambil berdiri, maka disebut seiritsu (正立), jika membungkuk dilakukan sambil duduk maka dinamakan seiza (正座).

Cara membungkuk laki-laki dan perempuan pun berbeda. Ketika melakukan ojigi sambil berdiri, para wanita meletakkan telapak tangan mereka di paha dengan siku yang rapat. Sedangkan laki-laki, cukup meletakkan telapak tangan sejajar di samping paha.

 

Tidak Hanya untuk Memberi Salam


Meskipun ojigi sering dijumpai saat sedang melakukan salam perkenalan, ojigi juga bisa memiliki makna yang lain loh. Misalnya saja untuk berterima kasih atau meminta maaf. Arti dari ojigi ini tergantung pada situasi dan seberapa dalam orang tersebut membungkuk.

Jika orang tersebut membungkuk sangat dalam sambil berkata moushiwake arimasendeshita atau ungkapan permintaan maaf lainnya, orang itu mungkin telah melakukan satu kesalahan besar. Sehingga ia melakukan ojigi untuk menunjukkan penyesalannya.

Jika kesalahan yang ia lakukan sangat berat, biasanya orang Jepang akan meminta maaf berkali-kali hingga berlutut dengan kepala nyaris menyentuh tanah.

Berdasarkan derajat kemiringannya, ojigi dibagi menjadi tiga, yaitu eshaku (15 derajat), keirei (30 derajat), dan sai-keirei (45 derajat). Ada pula yang cukup menganggukkan kepala sambil bersalaman untuk memberi hormat tanpa harus membungkuk.

Membungkuknya pun berbeda tergantung siapa yang sedang kita hadapi. Jika seorang pegawai bertemu dengan CEO perusahaannya dan bersalaman, CEO tadi cukup menganggukkan kepala sampai 5 derajat saja sedangkan pegawai tadi harus membungkukkan badan hingga 35 derajat.

 

Kapan Kita Melakukan Ojigi?



Orang Jepang sering membungkukkan badan dalam berbagai kesempatan. Selain ketika sedang meminta maaf, berterima kasih, dan memberi salam, orang Jepang juga melakukan ojigi dalam upacara agama, dalam pertandingan, juga ketika sedang bekerja.

Misalnya ketika seorang pegawai toko menyambut pengunjung, atau seorang pegawai stasiun kereta api yang membungkukkan badan pada kereta ketika kereta mulai berangkat.

(Image by Irasutoya)


Untuk urusan yang satu ini, kamu tidak perlu balas membungkuk pada pegawai toko atau pegawai stasiun kereta tadi. Sebab itu merupakan salah satu bentuk profesionalisme mereka terhadap pekerjaan mereka. Sedangkan dalam pertandingan, ojigi merupakan tanda bahwa para peserta yang bertanding saling menjunjung sportivitas.

Saking mendarahdagingnya tradisi ini, orang Jepang juga bahkan membungkuk ketika sedang berbicara dalam telepon loh. Semua itu dilakukan karena budaya menjunjungtinggi kehormatan orang lain.

Hmm... unik ya.


Post a Comment

0 Comments